Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

Memperingati Harlah Perguruan Islam, Al-Lianah ke 113 Tahun

info sembilan news
17 Sep 2025, 19:24 WIB Last Updated 2025-09-19T00:32:17Z
Dalam Mempersembahkan Demi Kesatuan dan Persatuan, Miss Islam. (Foto:D3D1/Infosembilannews.com)

CIANJUR - Memperingati  Harlah Perguruan Islam Al-Lianah ke 113 Tahun, Mempersembahkan Kesatuan dan Persatuan Dalam Sekolah Pendidikan dan Keagamaan Miss Islam. Bertempat Halaman Sekolah Al-Lianah, Jl. Nyi Raden Siti Bodedar No. 24, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. 
Rabu (16/09/2025) pagi. 

Kh, H. Pupung Furkon mengatakan, cucu dari pendiri Alianah sebelum Indonesia Merdeka sudah berdiri dari tahun 1912 - 17 september 1912, jadi sekarang milad ke 113 tahun. Sekolah Alianah ini ada tiga lokasi yang pertama di Kaum, yang kedua di Jalan Abdullah bin Nuh, ketiganya di stekmal pamoyanan. 

"Baik hal tersebut temanya lebih ke sekolahan dari segi ke agamaan itu mengikuti Al-Buhadan Azhari serta dari segi syariah fiqih Abdulmiaah dan dari segi tasyauf pendiri ini adalah para tokoh-tokoh sarekat tiga, terus krusial Alianah ini ingin megambungkan tingkat ke pesantrenan dan pendidikan sekolah," terangnya.

Dengan hal itu karena yang dikenal seorang ulama harus wajib ada tingkat kepesatrenan dan juga pendidikan sekolah serta keagamaannya. Dulu juga ada pesantren yang mukim atau disebut pesantren atau santri kalong. Pesantren yang mukim santri kalong orang yang mukim tapi tidak menginap di pesantren.

"Jadi sekarang karna tidak ada bangunan pesantren jadi sekarang beranggapan pesantren kalong. Dengan artinya santri yang bolak-balik ke pesantrennya, jadi ada pendidikan pesantrennya santri yang tidak mukim. Dan saya ketahui bahwa pendidikan kepesantrenan yang terbaik di Indonesia," jelasnya.

Maka hal tersebut karna kalau ada untuk kepesatrenan itu salah satu indikasinya tidak ada untuk tawuran antar pesantren, dengan sekolah-sekolahan kita. Yaa kalau sekolah keagamaan tentunya belum tendengar tentang terkait keributan maupun tawuran-tawuran seperti itu.

"Nah hari ini harus menjadi tempat mencari ilmu yang bisa memadukan antara pendidikan agama dan pendidikan sekolah. Dengan penuh harapan Alianah ini semakin maju, mudah-mudahan kedepannya ingin lembaga kepesatrenannya. Dan bagi para siswa dulu orang-orang yang memahami agama dan hidup sebagai seorang muslim itu adalah punya tujuan yang baik.

Dan tidak boleh orang yang penuh ketakutan atau menjadi penakut, harus menjadi pemberani. Kalau tidak jadi pemberani tentunya pasti akan jadi orang yang keterbelakangan, akan dirusak sama orang-orang yang lainnya," ujar H.Fupung Furqon, saat diwawancarai oleh salah satu insan pers media online infosembilannews.

Ditempat yang sama Kepala Sekolah (Ks) Sudrajat Laksana atau panggilannya Ajat, menambahkan, sekolah ini merupakan perwujudan dari pikiran-pikiran para pendiri yang mendirikan para tokoh-tokoh pada waktu itu. Yang disampaikan oleh sahabat pakar Kh, Hukum Raden H. Mohammad bin Nuh.

"Kemudian medirikan sekolah tentunya ada tujuan, nah jadi kami ini yang Harlah ke 113 ini kami ingin mempertahankan konsisten tetap mewujudkan tujuan-tujuan tersebut. Mudah-mudahan menjadi identik kita, menjadi orientasi kita mewujudkan para pikiran-pikiran para pendiri. Nah ini karena karena Muhammad Nuh dikenal oleh Republik serta pemikirannya.

Maka boleh-boleh saja yang membantu menilai Al-Lianah bagi kami dengan momentum kesesuaiannya. Baik harapan harapannya ini, Alianah menjadi pusat dakwah dan pendidikan islam itu tidak setidaknya ada di Cianjur, tentunya pendidikan islam yang bagaimana. Kalau mendapat amanah dari para keturunan sendiri, ini dalam Islam yang kolidor Alhusna wal'jamaah dalam agama islam," tambahnya.

"Baik yang menjadi ketakutan sekarang kalau tidak Pengkuh dalam pendidikan dan agama, untuk anak-anak didik yang menjadi tidak Pengkuh dalam pendidikan maupun agama yaitu akan menjadi Islam liberal.

"Jadi dari tahun ke tahun untuk anak didik siswa-siswi Al-Lianah tidak ada yang termasuk di tawuran-tawuran. Namun dulu ada Al-Lianah bersama Stekmal, tapi terjadi waktu itu ketika Stekmal sudah berubah menjadi stekmal Al-Arofan. Alhamdulillah sampai sekarang tidak ada lagi murid-nya yang arogan dan anarkis," 
pungkasnya. 

(Editor-D3D1-Rjy)

Iklan