Pemandu Pondok Pesantren (Pontren) Hamid (33) mengatakan, dalam pemandu pengajian saya dari mulai tahun 2016/2023 sampai sekarang alhamdulillah kondusif untuk saat ini. (Foto: Ded/InfosembilanNews)
CIANJUR - untuk Kejadian gempa ya mungkin karena kejadian tersebut bagi kami itu sangat mendadak dengan hitungan detik 21 November 2022 saat itu.
Yang berlamat di Kampung Kaum Gading, RT 01/06 Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur Jawa barat Jumat (3/3/2023) sore tadi.
Pemandu Pondok Pesantren (Pontren) Hamid (33) mengatakan, dalam pemandu pengajian saya dari mulai tahun 2016/2023 sampai sekarang alhamdulillah kondusif untuk saat ini.
"Hanya saja kalau untuk kejadian pasca gempa ya mungkin karena kejadian tersebut bagi kami itu sangat mendadak dengan hitungan detik, sampai menghancurkan bangunan pesantren katagori dirusak sedang.
Hal ini dan untuk kegiatan di pesantren awalnya kejadian pasca gempa bumi semua santri demi keamanan kita pulangkan untuk kegiatan Pesantren maupun sekolah dengan pertimbangan keselamatan dan keamanan di Pontren Miftahul Huda," ucap Hamid.
"Dalam pengajian ataupun dalam pembelajaran dilaksanakan di rumah masing-masing waktu itu, disiswa 130-an dipulangkan langsung kebetulan kami punya grup whatsApp orang tua siswa-siswi dan orang tua santriwan dan santriwati.
Masih katanya, kita langsung update keadaan kondisi di sini dan kita instruksikan menekankan untuk keselamatan anak-anak kita supaya segera dijemput walaupun proses penjemputan itu bertahap, karena kita juga pas kejadian kami tinggal di ruangan terbuka jadi kita nggak di komplek Pesantren kalau untuk santri dan Siswa-siswi sekolah," katanya.
Alhamdulillah pas kejadian pasca gempa hanya luka-luka ringan tidak ada korban meninggal dunia, kebetulan kejadian pas itu mau melaksanakan kegiatan pengajian," ujarnya.
"Dia menambahkan, kalau untuk santri mayoritas dari daerah Cianjur, luar wilayah ada, salah satu Bandung Barat, Bogor, Sukabumi dan Banda Aceh. Dalam pengajian pembelajaran sekolah sekarang alhamdulillah terus berupaya untuk semaksimal mungkin," tambahnya.
Dalam hal itu walaupun dengan keterbatasan kegiatan pengajian Sementara itu dalam melaksanakan di satu tempat tenda Huntara, kita tidur di sana, ngaji di sana dan kita pun salat berjamaah pun di sana.
"Dari beberapa yang sekarang mungkin kurang dari 100 santri atau Siswa-siswi sekolah sekitaran 60 santri, karena untuk santri putra saja hampir setengahnya belum datang lagi pada kesini.
Walaupun kita tidak bisa apa-apa dan buat apa peraturan yang ketat harus gini-gitu karena dikembalikan lagi untuk keamanan dan keselamatan," imbuhnya.
"Berharap hanya satu kali seumur hidup dalam musibah ini terakhir di tanggal 21 November 2022 itu dan kami doakan mudah-mudahan supaya kami bisa bangkit lagi secepatnya dalam pembangunan.
Dan bisa semaksimal lagi dalam pengajian pembelajaran sekolah disiswa-siswi, santri-santri kami. berikut semuanya senantiasa dalam lindungan Allah subhanahu wa ta'ala," tutup Hamid singkat.
(Editor: 1636 RJY)